Tradisi masyarakat keturunan Tionghua dalam menyambung Festival Bakcang

Tradisi masyarakat keturunan Tionghua dalam menyambung Festival Bakcang

Festival Bakcang merupakan salah satu perayaan penting dalam tradisi leluhur masyarakat keturunan Tionghua, berikut adalah beberapa tradisi yang tetap dilakukan dan terjaga sampai dengan saat ini:
1. Membuat dan membungkus kue Bakcang
Kue berbahan beras ketan yang berisi beraneka daging cincang lezat dan dibungkus dengan daun bambu / daun pandan. Setiap daerah mempunyai keunikan tersendiri dalam membuat dan membungkus Bakcang. Isi pada kue pun beraneka ragam (telur, daging cincang babi, cumi, udang, jamur, dll). Hal ini menjadikan Bakcang dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan baik Muslim, Non Muslim maupun yang Vegan sekalipun. Dalam hal bungkus Bakcang, ada yang menggunakan duan bambu namun ada yang menggunakan daun pandan. Kebiasaan yang terjadi di keluarga kami yang berasal dari Bangka selalu menggunakan daun pandan agar menghasilkan wangi yang pas.

2. Berlibur ke pantai
Liburan ke pantai dengan sanak saudara, hal ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan yang rutin dilakukan kalau bertepatan dengan hari libur. Biasanya orang-orang membawa Bakcang dan melemparkannya ke arah lautan.

3. Mendirikan telur
Mendirikan telur tepat jam 12 siang, karena dipercaya di hari tersebut orang yang berhasil mendirikan telur akan mendapatkan berkah dari langit.

4. Mandi atau cuci muka di tengah hari, karena dipercaya memberikan
Di China & Taiwan, mereka mengambil dan menyimpan air pada tengah hari Festival Peh Cun, karena dipercaya dapat menyembuhkan penyakit. Bisa digunakan untuk mandi atau diminum setelah dimasak. Di Indonesia, biasanya tradisi ini dilakukan di Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara, Pangkalpinang Bangka. Mereka mandi di sungai / pantai saat tengah hari, karena dipercaya saat itu air naga datang dan dapat membuat awet muda.

5. Menonton Perlombaan Perahu Naga
Kemeriahan Perlombaan Perahu Naga dengan tabuhan suara genderang yang memicu semangat dalam menselaraskan aski heroik pendayungnya mengatur kecepatan mendayung. Aksi energik, riwayat tragis, dan kerja sama yang mendebarkan, berbaur menjadi tontonan menarik yang pantang dilewatkan.

Link terkait:
Sejarah Festival Peh Cung (Bakcang)
Festival Perahu Naga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *