2 orang kakak beradik yang berbeda ibu

Alkisah di China, terdapat 2 orang kakak beradik yang berbeda ibu.

Ibu si kakak sudah lama meninggal. Kini dia tinggal bersama ayah, ibu tiri dan adik tirinya.

Sang kakak menanam pohon labu dan dengan rajin memeliharanya hingga tumbuh besar.

Suatu hari mereka mendengar kabar bahwa raja sedang sakit parah, tabib istana mengatakan bahwa labu kembar dapat menyembuhkan penyakit raja.

Maka diadakan sayembara, barang siapa yang memiliki labu kembar akan mendapat satu peti emas.

Sang kakak segera memberitahu pada keluarganya.

Pada hari keberangkatan sang kakak ke ibukota, ibu memanggil si adik ke dalam dapur, “Ada 2 potong kue, yang polos dan bergambar bunga. Berilah kakakmu kue yang bergambar bunga, sebab ibu telah memberi racun di dalamnya.”

“Kenapa ibu ingin membunuh kakak? Bukankah ibu juga menyayangi kakak?”

“Ibu memang menyayanginya, tapi kamu adalah anakku dan ibu tidak rela bila kakakmu mendapatkan emas itu, maka biarlah dia memakan kue beracun ini.”

Kemudian si adik membawa kue itu ke kakaknya, “Adikku, tunggu kakak ya, kakak janji akan segera pulang dan membeli banyak oleh-oleh untukmu dari kota dan uang emas hadiahnya untuk kita bersama!”

Sang adik terdiam, kemudian berkata pada kakaknya, “Kakak, ibu memberi kita berdua kue, makanlah tapi aku ingin kue yang bergambar bunga.”

Setelah itu si adik dengan lahap memakan kue beracun itu.

Setelah kepergian kakaknya, dia berkata pada ibunya, “Ibu, kue beracun itu telah kumakan, kakak sangat baik kepadaku, mana mungkin aku tega membunuhnya. Setelah aku mati, sayangilah dia seperti ibu menyayangiku.”

Ibunya yang mendengarnya kemudian memeluknya, “Anakku, tidak ada racun sama sekali di kue bergambar bunga itu. Ibu hanya menguji rasa sayangmu pada kakakmu, ibu kuatir kamu menjadi iri dengan kemujuran kakakmu jika dia membawa banyak harta.”

Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.

Berjuanglah mengalahkan rasa Iri pada sesama.

Oleh-oleh lebaran

Dua minggu lagi mau lebaran, si Bapak mau pulang ke kampungnya, di Tanah Karo bicara kepada anaknya si Ucok via telepon:

Bapak : “Halloo, anakku… apa kabar kauu…???”
Ucok : “Sehat, Pak…”
Bapak : “Mamakmu sehat…?”
Ucok : “Sehat juga, Pak…! Kapan bapak pulang?”
Bapak : “Bilang sama mamakmu… minggu depan bapak pulang, yaa… ”

Ucok : “Bawain oleh-oleh, yaa Pak… ”
Bapak : “Iya… sebut saja apa yang kau minta…?”
Ucok : “Asseeekk…! Aku mau hape blekberi, Pak… Biar bisa gaya sama si Rina…!”
Bapak : “Iya, nanti bapak bawakan kau… coba apalagi…!?”
Ucok : “Pengen hendikam juga… Biar bisa video bareng sama si Rina… “_
Bapak : “Gampang…! Nanti bapak bawakan, untukmu… Coba kau tanya mamakmu sekarang… Oleh-oleh apa yang dia mau…!?”

Ucok : “Pak… mamak mau kutang yang paling mahal…!”
Bapak : “Jangan yang itu… yang lain aja…”
Ucok : “Pak… mamak bilang kalo gak kutang, yaa celana dalam aja… Punya mamak udah robek-robek, kasian kali… ”
Bapak : “Jangan yang begitu…! yang lain saja lah… kalung, gelang, hape, dompet, jam tangan… boleh…”
Ucok : “Gak mau si mamak, Pak…! Itu sajalah, katanya…”

Bapak : “Kasih tau mamakmu… Susah yang begitu…!”
Ucok : “Kenapa, Pak…??”
Bapak : “Susah kali nyopetnya…”

Hahaha

Menuai Cinta di Hati

Sebuah cerita dari Tiongkok. Di sebuah daerah tinggal seorang saudagar kaya raya. Dia mempunyai seorang hamba yang sangat lugu, begitu lugu, hingga orang-orang menyebutnya si bodoh.

Suatu kali sang tuan menyuruh si bodoh pergi ke sebuah perkampungan miskin untuk menagih hutang para penduduk di sana. “Hutang mereka sudah jatuh tempo”, kata sang tuan.

“Baik Tuan…” sahut si bodoh. “Tetapi nanti uangnya mau diapakan?”

“Belikan sesuatu yang aku belum punyai” jawab sang tuan.

Maka pergilah si bodoh ke perkampungan yang dimaksud. Cukup kerepotan juga si bodoh menjalankan tugasnya, mengumpulkan receh demi receh uang hutang dari para penduduk kampung.

Para penduduk itu memang sangat miskin, dan pula ketika itu tengah terjadi kemarau panjang.

Akhirnya si bodoh berhasil juga menyelesaikan tugasnya. Dalam perjalanan pulang ia teringat pesan tuannya.

“Belikan sesuatu yang belum aku miliki.”
“Apa, ya?” tanya si bodoh dalam hati.
“Tuanku sangat kaya, apa lagi yang belum dia punyai?”

Setelah berpikir agak lama, si bodoh pun menemukan jawabannya. Dia kembali ke perkampungan miskin tadi. Lalu dia bagikan lagi uang yang sudah dikumpulkannya tadi kepada para penduduk.

“Tuanku, memberikan uang ini kepada kalian” katanya.
Para penduduk sangat gembira. Mereka memuji kemurahan hati sang tuan.

Ketika si bodoh pulang dan melaporkan apa yang telah dilakukannya, sang tuan geleng-geleng kepala. “Benar-benar bodoh” omelnya.

Waktu berlalu. Terjadilah hal yang tidak disangka-sangka, pergantian pemimpin karena pemberontakan membuat usaha sang tuan tidak semulus dulu.

Belum lagi bencana banjir yang menghabiskan semua harta bendanya.

Pendek kata sang tuan jatuh bangkrut dan melarat. Dia terlunta-lunta meninggalkan rumahnya. Hanya si bodoh yang ikut serta.

Ketika tiba di sebuah kampung, entah mengapa para penduduknya menyambut mereka dengan riang dan hangat, mereka menyediakan tumpangan dan makanan buat sang tuan.

“Siapakah para penduduk kampung itu, dan mengapa mereka sampai mau berbaik hati menolongku” tanya sang tuan.

“Dulu tuan pernah menyuruh saya menagih hutang kepada para penduduk miskin kampung ini” jawab si bodoh.

“Tuan berpesan agar uang yang terkumpul saya belikan sesuatu yang belum tuan punyai. Ketika itu saya berpikir, tuan sudah memiliki segala sesuatu. Satu-satunya hal yang belum tuanku punyai adalah cinta di hati mereka. Maka saya membagikan uang itu kepada mereka atas nama tuan. Sekarang tuan menuai cinta mereka.”

Salam Sejahtera…

7 Keajaiban Dunia dari Tuhan

Seorang Guru memberikan tugas kepada siswanya untuk menuliskan 7 Keajaiban Dunia.

Malamnya sang Guru memeriksa tugas itu,
Sebagian besar siswa menulis demikian:

Tujuh Keajaiban Dunia:
1. Piramida
2. Taj Mahal
3. Tembok Besar Cina
4. Menara Pisa
5. Kuil Angkor
6. Menara Eiffel
7. Candi Borobudur

Lembar demi lembar memuat hal yang hampir sama. Beberapa perbedaan hanya terdapat pada urutan penulisan daftar tersebut. Tapi Guru itu terus memeriksa sampai lembar yang paling akhir. Tapi saat memeriksa lembar yang paling akhir itu, sang Guru terdiam.

Lembar terakhir itu milik si Gadis Kecil Pendiam.

Isinya seperti ini :
*Tujuh Keajaiban Dunia:*
1. Bisa Melihat
2. Bisa Mendengar
3. Bisa Menyentuh
4. Bisa Disayangi
5. Bisa Merasakan
6. Bisa Tertawa dan
7. Bisa Mencintai…

Setelah duduk diam beberapa saat, sang Guru menutup lembaran tugas siswanya. Kemudian menundukkan kepalanya berdoa dan mengucap syukur untuk Gadis Kecil Pendiam di kelasnya yang telah mengajarkannya sebuah Pelajaran Hebat, yaitu:

Tidak perlu mencari sampai ke ujung bumi untuk menemukan keajaiban. Keajaiban itu, ada di sekeliling kita, untuk kita miliki dan tak lupa untuk kita SYUKURI

Apa yang kita cari dalam Hidup ini…?

Kita hidup di kebun, kita Merindukan kota
Kita hidup di kota, merindukan kebun

Kalau kemarau, kita tanya kapan hujan?
Di musim hujan, kita tanya kapan kemarau?

Diam di rumah, inginnya pergi
Setelah pergi, inginnya pulang ke rumah

Waktu tenang, cari keramaian
Waktu ramai, cari ketenangan

Ketika masih bujang mengeluh ingin nikah,
Sudah berkeluarga mengeluh belum punya anak,
Setelah punya anak mengeluh betapa beratnya biaya Hidup dan Pendidikan

Ternyata SESUATU itu tampak indah, karena belum kita miliki. Kapankah kebahagiaan didapatkan kalau kita hanya selalu memikirkan apa yang belum ada, tapi mengabaikan apa yang sudah kita miliki.

Jadilah Pribadi yang SELALU BERSYUKUR dengan rahmat yang sudah kita miliki.

Mungkinkah selembar daun yang kecil dapat menutupi bumi yang luas ini? Menutupi telapak tangan saja sulit. Tapi kalau daun kecil ini nempel di mata kita, maka tertutuplah “BUMI” dengan Daun.

Begitu juga bila hati ditutupi pikiran buruk sekecil apa pun, maka kita akan melihat keburukan dimana-mana
Bumi ini pun akan tampak buruk
Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun yang kecil
Jangan menutupi hati kita, dengan sebuah pikiran buruk, walau cuma seujung kuku
SYUKURILAH apa yang sudah kita miliki sebagai modal untuk meMULIAkanNYA
Karena Hidup adalah WAKTU yang dipinjamkan, dan Harta adalah BERKAH yang dipercayakan
Dan semua itu, kelak akan dimintai pertanggungjawabannya.

Jadi…
Bersyukurlah atas Nafas yang masih kita miliki
Bersyukurlah atas Keluarga yang kita miliki
Bersyukurlah atas Pekerjaan yang kita miliki
Bersyukur & selalu bersyukur di dalam segala hal

Segeralah berlomba dalam kebaikan

Kisah suami yg cerdas

Gara-gara istrinya ngidam kepiting, si suami rela berangkat ke pasar untuk membelikannya.

Tanpa diduga, di angkot si suami ketemu mantan pacarnya saat masih SMA. Akhirnya dia lupa tujuan semula dan menghabiskan waktu seharian dengan sang mantan.

Hari sudah sore. Ketika dia ingat harus membeli kepiting, bergegas dia pergi ke pasar lalu membeli 5 kg kepiting.

Sesampainya di halaman rumah segera kepiting-kepiting itu dilepas ikatannya lalu disebarkan ke tanah.

Dengan sebatang tongkat, digiringnya kepiting-kepiting itu sambil berteriak, “Ayo cepetan jalan, sebentar lagi sudah nyampe rumah…”

Sang istri yang mendengar teriakan itu segera keluar dari dalam rumah. Melihat ulah suaminya, dia malah tertawa terbahak-bahak.

“Weleh… weleh… maaas, maaaass… bawa kepiting kok digiring kayak giring bebek aja, pantesan jam segini baru nyampe rumah.

Suami : (dalam hati) AMAN! HEHEHEHEHE….