Suatu hari di siang yang sangat terik, tampak seorang petani duduk di bawah pohon beringin yang rindang dan berbuah lebat sambil mengamati kebun semangkanya yang hampir dipanen. Sambil melamun ia berpikir, “Betapa bodohnya dan tidak adilnya Tuhan itu. Mengapa Ia meletakkan buah yang besar seperti semangka pada batang yang kecil dan lemah sehingga merambat di tanah dan menggantungkan buah beringin yang kecil pada pohon yang besar?”. Kemudian ia berkata, “Ah… seandainya aku menjadi Tuhan, aku akan membuat lebih baik dari pada semua itu!”.
Meskipun matahari bersinar terik, angin berhembus sepoi-sepoi sehingga petani itu mengantuk. Tiba-tiba, ia dikagetkan oleh sebutir buah beringin yang jatuh di kepalanya. Ia langsung berteriak, “Tuhan adil. Dia Maha Adil! Ia bijaksana!”.
Ia pulang ke rumah sambil berkata dalam hatinya. “Coba bayangkan, jika yang jatuh menimpa kepalaku tadi buah semangka! Jadi apa kepalaku ini?” kata petani itu dengan nada menyesal karena sudah menyalahkan Tuhan.
Pesan bijaksana:
Tidak ada kuasa yang dapat menandingi kuasa Tuhan. Kita dapat mencari ilmu sebanyak-banyaknya dan menjadi orang yang sangat pintar. Akan tetapi, kita tidak boleh lupa untuk selalu bersyukur kepada Tuhan yang telah menciptakan langit, bumi dan segala isinya.