Kupu-kupu di atas mata air

Dalam kehidupan NYATA kadang orang suka mempermasalahkan hal yang KECIL dan tidak PENTING, sehingga akhirnya merusak NILAI yang BESAR.

Persahabatan yang INDAH selama puluhan tahun BERUBAH menjadi permusuhan yang HEBAT, karena SEPATAH kata PEDAS yang tidak DISENGAJA.

Keluarga yang RUKUN dan HARMONIS pun bisa HANCUR hanya karena perdebatan KECIL yang tidak PENTING.

Yang REMEH kerap dipermasalahkan, tetapi yang lebih penting dan berharga LUPA dan TERABAIKAN.

Seribu KEBAIKAN sering tidak BERARTI, tapi setitik kekurangan diingat seumur hidup.

Mari belajar MENERIMA kekurangan apapun yang ada dalam kehidupan ini.

Bukankah tak ada yang SEMPURNA didunia ini?

SEHATI bukan karena MEMBERI, tetapi sehati karena saling MEMAHAMI.
BETAH bukan karena MEWAH, tetapi betah karena saling MENGALAH.

BERSAMA bukan karena HARTA DUNIA, tetapi bersama karena SALING MENGISI.

Kalau ingin memelihara kupu-kupu, jangan tangkap kupu-kupunya, karena pasti ia akan terbang.

Tetapi tanamlah bunga,​ maka kupu-kupu akan datang dengan sendirinya dan membentangkan sayap-sayapnya yang indah.
Bahkan bukan hanya kupu-kupu yang datang, tetapi kawanan yang lain (lebah, capung, dll) juga datang menambah warna-warni dari keindahan.

Sama halnya dalam kehidupan di dunia ini…

​Ketika ingin kebahagiaan​ dan berkah, tanam saja kebaikan demi kebaikan, kebajikan demi kebajikan.

Maka kebahagiaan dan berkah akan datang berlimpah, bukan hanya satu, tetapi seribu seperti hujan dan seterusnya​.

Jangan pernah lelah untuk berbuat baik.

Saling pengertian dan kalau ada kesalahan saling memaafkan niscaya hidup ini akan selalu damai dan bahagia.

Sepasang sepatu baru dari Tuhan

Pada suatu malam yang dingin di bulan Desember, seorang anak kecil bernama Johny, kira-kira berumur 10 tahun, berdiri di depan sebuah toko sepatu dengan telanjang kaki.

Dia mengintip ke jendela toko sambil menggigil kedinginan. Tiba-tiba seorang wanita mendekati Johny, “Anak kecil, apa yg sedang kamu perhatikan di jendela itu?”

“Aku sedang meminta kepada Tuhan supaya memberiku sepasang sepatu baru.”

Kemudian wanita itu memegang tangan Johny dan membawanya masuk ke dalam toko. Ia meminta pegawai toko untuk membawakan setengah lusin pasang kaus kaki untuk Johny. Setelah itu, ia bertanya kepada pegawai toko apakah bisa memberikan sebaskom air hangat dan handuk untuknya.

Pegawai toko segera memberikan apa yang diminta oleh wanita itu. Wanita itu kemudian membawa Johny ke bagian belakang toko, melepaskan sarung tangannya, berlutut, membasuh kaki Johny yang kecil itu dan mengeringkannya dengan handuk.

Sesaat kemudian pegawai toko datang dengan membawa beberapa kaos kaki. Wanita itu memakaikannya pada kaki Johny, ia juga membelikan Johny sepasang sepatu.

Dia mengikat sisa kaus kaki yang lain dan memberikannya kepada Johny. Ia menepuk kepala Johny dan berkata, “Tak usah khawatir, kamu akan merasa lebih nyaman sekarang.”

Pada saat wanita itu hendak pergi, si Johny kecil yang masih terheran-heran itu menarik tangannya dan memperhatikan wajahnya.

Dengan berderai air mata karena terharu, Johny berkata, “Apakah Anda keluarga Tuhan?”

Wanita itu sungguh terharu. Matanya berkaca-kaca sampai tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.

Kita semua adalah ciptaan Tuhan. Apakah setiap pikiran, ucapan dan tindakan kita bisa menuntun orang lain untuk bisa melihat dan merasakan bahwa ada Tuhan dalam hidup kita?

Mungkin Tuhan ingin memakai kita untuk menjawab doa seseorang. Maka kendalikanlah hidup kita.