Menafkahi orang tua (Ayah dan Ibu)

rang tua tidak takut miskin memberi nafkah pada anaknya saat membesarkan mereka.
Tapi tidak sedikit anak sering takut kekurangan saat menanggung orang tuanya di masa tuanya.

Lihat diri kita saat ini, sehebat apapun, suksespun setinggi langit, tapi tanpa doa restu orang tua yang membesarkan kita maka tidak akan ada ketenangan, keberkahan dan kebahagiaan dalam hidup.

Uang bisa dicari, ilmu bisa digali, jabatan bisa kita raih, tapi kesempatan untuk mengasihi orang tua takkan terulang kembali.

Satu Ibu, bisa merawat tujuh anaknya, tetapi tujuh orang anak belum tentu bisa membahagiakan satu orang Ibu.

Satu Ayah, bisa menghidupi tujuh anaknya, tetapi tujuh orang anak belum tentu dapat menghidupi satu orang Ayah.

Sesekali tengoklah orang tuamu, tatap wajahnya ketika ia terlelap tidur, lihat kerutan di wajahnya, lihat rambutnya yang kita mulai memutih, lihat badannya yang dulu tegap kini mulai membungkuk, semua telah berubah termakan waktu tapi tidak dengan kasih sayangnya…

Sudahkan kita membuatnya bahagia hari ini?
Sudahkan kita membuatnya tersenyum hari ini?

Tidak akan ada jasa yang mampu kita balas, tidak akan ada kebaikan yang mampu kita balas, semua begitu banyak dan begitu tulus.

Hadiahkanlah kebahagiaan untuk kedua orang tua kami atas segala pengorbanan dan kasih sayang yang telah mereka berikan.

Perlakukan orang tuamu dengan penuh hormat, maka niscaya Tuhan Allah akan membalas dengan melimpahkan rezeki yang berlimpah dan semakin berkah. Amin amin amin.

Cinta sepasang insan renta yang romantis dan menginspirasi

Sang Nenek berkata, “Tidak usah panggil dokter. Aku ingin tidur tenang sambil menggenggam tanganmu.”

Sang Kakek kemudian bercerita tentang masa lalu indah mereka, saat mereka pertama kali bertemu, ciuman pertama mereka.

Mereka tidak menangis, mereka tersenyum bahagia. Mereka tidak menyesali apa pun, mereka bersyukur untuk semua yang telah mereka lalui bersama.

Kemudian, sang Nenek dengan lembut berkata, “Saya mencintaimu sepenuh hati dan selamanya.”

Sang Kakek menjawab istrinya dengan memberi kecupan lembut di keningnya. Sang istri menutup mata dan tertidur dalam damai, tangannya masih erat dalam genggaman suaminya.

Cinta adalah segalanya, karena setiap insan datang ke dunia tidak membawa apa pun kecuali cinta, dan meninggalkan dunia tidak membawa apa pun kecuali cinta.

Mari kita renungkan. Karir, profesi, rekening bank, harta benda hanyalah alat. Semua akan kita tinggalkan di dunia ini. Jadi cintailah. Cintailah mereka yang benar-benar mencintaimu. Cintailah, seolah-olah tidak ada yang lebih penting dalam hidup Anda.

Betapa indahnya melihat dua jiwa yang saling mengasihi hingga akhir hanya. Tidak ada kesedihan atau penyesalan, hanya rasa syukur, kebahagiaan dan cinta.

Demikianlah adanya…
Demikianlah kenyataannya…

CINTA SEJATI

Orangtua saya telah menikah selama 55 tahun. Satu ketika dipagi hari, seperti biasa Ibu turun tangga untuk membuatkan sarapan untuk Bapak, tiba-tiba Ibu terkena serangan jantung dan terjatuh.
Bapak dengan cepat menghampiri, mengangkat Ibu dan memasukkan dalam mobil untuk bergegas ke rumah sakit.
Bapak membawa mobil dengan laju yang cepat agar segera tiba di rumah sakit.

Ketika sampai di rumah sakit, sayangnya Ibu sudah tiada.
Selama pemakaman, Bapak tidak berbicara sepatah kata pun. Tatapan mata Bapak kosong dan tidak mampu untuk meneteskan air mata.

Pada malam itu, anak-anaknya menemani Bapak.
Di dalam suasana sedih dan berusaha untuk mengenang masa nostalgia, Bapak bertanya kepada Kakak laki-laki saya yang seorang teolog, untuk memberi tahu Bapak di mana sekarang Ibu berada?

Bapak mendengar dengan seksama, dan tiba-tiba meminta kami untuk membawanya ke makam.
“Bapak! ini jam 11 malam, kita tidak bisa pergi ke makam”, kami menjawab.

Dia meninggikan suaranya dan dengan tatapan sayu dia berkata “Jangan berdebat dengan saya, tolong jangan berdebat dengan pria yang baru saja kehilangan istrinya selama 55 tahun.”

Suasana hening sejenak, kami tidak berdebat lagi. Kami pergi ke makam. Dengan senter kami mencapai makam Ibu.

Bapak duduk, berdoa dan memberitahu anak-anaknya “Ini sudah 55 tahun… Kamu tahu? Tidak ada seorang pun yang benar-benar dapat berbicara tentang cinta sejati jika belum pernah menjalani hidup bersama seseorang.”

Dia berhenti sejenak dan menyeka wajahnya.

“Dia (Ibu) dan saya (Bapak), kami bersama dalam suka dan duka.”, dia melanjutkan.
“Ketika saya berganti pekerjaan, kami berkemas, menjual rumah dan pindah. Kami berbagi kegembiraan melihat anak-anak kami menjadi orangtua, bersama-sama kami berduka atas kepergian orang-orang tercinta. Kami berdoa bersama di ruang tunggu beberapa rumah sakit, kami mendukung satu sama lain dalam kesakitan, kami berpelukan setiap hari, dan kami memaafkan kesalahan.”

Kemudian dia berhenti sejenak dan menambahkan, “Anak-anak, semuanya sudah berlalu dan Aku bahagia malam ini. Tahukah kalian kenapa Aku bahagia? Karena dia pergi sebelum Aku. Dia tidak harus melalui penderitaan dan rasa sakit karena menguburku, ditinggal sendirian setelah kepergianku. Akulah yang akan melaluinya, dan Aku bersyukur kepada Tuhan untuk itu. Aku sangat mencintainya sehingga aku tidak ingin dia menderita…”

Ketika Bapak selesai berbicara, kami meneteskan air mata. Kami memeluknya dan Bapak menghibur kami, “Tidak apa-apa. Kita bisa pulang. Ini hari yang baik.”

Malam itu saya mengerti apa itu CINTA SEJATI. Ini lebih dari sekedar romantisme dan seks, ini adalah dua orang yang berdiri berdampingan, yang berKOMITMEN satu dengan yang lainnya… Melalui semua hal baik dan buruk terjadi dalam hidup secara bersamaan dengan damai di hati.

Racun cinta

Ada sebuah kota di Perancis dimana, selamat abad pertengahan, para wanitanya memiliki kebiasaan aneh.

Di pagi hari, para wanita yang sudah menikah akan memasukkan sedikit racun ke dalam sarapan yang mereka siapkan untuk suami mereka.

Kemudian, ketika suami mereka kembali ke rumah pada malam hari, suami tadi akan diberikan penawarnya. Dengan cara ini, racun tidak akan menjadi berbahaya dan mempengaruhi suami mereka.

Ada alasan kuat untuk praktik ini. Jika suami tinggal di tempat lain terlalu lama, atau terlambat pulang karena suatu alasan, maka pemberian penawarnya akan tertunda, para suami tadi pada akhirnya akan mengalami gejala seperti mual, sakit kepala, depresi, muntah, nyeri atau sesak napas.

Semakin lama sang suami menunda untuk kembali ke rumah istrinya, maka akan semakin sakit dia. Dan akhirnya, ketika dia kembali ke rumah, tanpa dia sadari istrinya akan memberikan penawar racunnya. Dengan cara ini, dalam beberapa menit, sang suami akan dengan cepat mulai merasa membaik.

Hal ini akan memberi pria suatu kesan yang kuat bahwa jauh dari rumah akan menyebabkan rasa sakit, mual, depresi, dan hanya istrinya yang dapat mengobati dia. Para suami kemudian akan menjadi lebih terikat pada rumah dan setia pada istri mereka.

Apakah itu racun cinta? Hahaha

Menerima luka

Saat musim dingin tiba, sekelompok hewan mulai pergi dan mencari tempat yang hangat. Jika hewan-hewan itu memutuskan untuk tetap tinggal di tempatnya selama musim dingin, maka mereka akan mati jika tidak bisa melindungi diri selama musim dingin.

Demikian juga dengan sekelompok landak. Saat musim dingin tiba, landak-landak itu mulai mengembangkan duri-durinya. Mereka merasa sangat kedinginan sampai akhirnya memutuskan untuk saling berdekatan. Ketika berdekatan, rasa hangat itu mulai dapat dirasakan, namun duri-duri yang mereka miliki saling melukai satu sama lain.

Karena tidak ingin terluka dan saling melukai, landak-landak itu saling menjauh. Namun, hawa dingin mengancam kehidupannya. Mereka harus memilih antara terluka atau mati. Mereka berusaha untuk bisa saling menerima luka-luka itu dan menciptakan kehangatan selama mungkin sampai musim semi tiba.

Sebagai manusia, tentu kita tidak ingin terluka. Kita ingin hidup tanpa masalah. Namun perlu kita sadari bahwa kita tidak bisa hidup seorang diri. Kita masih membutuhkan orang lain untuk kelangsungan hidup kita. Saat berinteraksi dengan orang lain atau pada saat kita menjalin hubungan dengan orang lain, tentulah ada gesekan-gesekan yang membuat kita terluka.

Saudaraku, dari gesekan itulah kita bisa belajar bagaimana cara mengasihi dan mengampuni. Untuk bisa mempertahankan sebuah kebersamaan, kita pun juga harus bisa bertahan dalam menghadapi luka-luka itu kerena kasih dapat mengubah segala sesuatu.